Saturday, November 8, 2008

Krisis energi

Saat ini Indonesia sedangan mengalami krisis energi karena mahalnya bahan bakar yang anehnya kita import dari luar negeri. Padahal Indonesia kaya akan sumber daya energi karbon. Para pakar telah mengungkapkan pendapatnya bahkan hingga mulutnya berbusa-busa, namun krisis energi ini tidak selesai juga. Penulis tidak akan membuat statement baru mengenai hal ini, tapi hanya menyimpulkan dari beberapa pendapat yang telah muncul dan mencoba memberi solusi yang mungkin diaplikasikan. Penyebab terjadinya krisis energi di Indonesia adalah :
  1. Pertamina sebagai penyalur tunggal yang kurang efisien. Hal ini disebabkan banyaknya tangan yang bermain mulai dari pengadaan BBM hingga distribusi ke masyarakat.
  2. Subsidi BBM yang tidak tepat sasaran.
  3. Beberapa sumber minyak yang dikuasai pihak asing.
  4. Keterbatasan kemampuan Pertamina dalam mengelola sumber energi negara.
  5. Kurangnya perhatian pemerintah terhadap sumber energi alternatif.
Masih ada beberapa penyebab lain yang mungkin dapat pembaca tambahkan (silahkan tambahkan). Penulis hanya ingin merangkum beberapa solusi yang telah ada. Beberapa acara di televisi telah menampilkan beberapa solusi yang mungkin di aplikasikan. Beberapa cara tersebut yaitu :
  1. Bio gas dari kotoran manusia, hewan atau pun sampah. Namun cara ini juga menghasilkan dampak negatif bagi lingkungan, yaitu munculnya gas metan (kalo g salah) hasil fermentasi.
  2. Bio fuel misalnya dari jagung,tebu,sawit,kelapa,jarak,dll. Cara ini cocok diaplikasikan untuk sekala terbatas. Bayangkan saja jika semua kebutuhan fuel menggunakan bio fuel,berapa hektar lahan yang harus disiapkan untuk menanam tanaman tersebut.
  3. Nuklir. Energi ini mempunyai faktor risiko yang sangat tinggi dan tingkat pendidikan masyarakat Indonesia yang rata-rata dapat dikatakan rendah menyebabkan pengelolaan nuklir menjadi suatu yang mengerikan.
  4. Sumber energi tergantikan,misalnya aliran sungai,angin,kinetik (gravitasi),dan cahaya matahari. Menurut penulis, energi ini yang paling cocok diaplikasikan di Indonesia. Namun perhatian pemerintah akan sumber energi ini sangat rendah. Bukti nyata adalah mahalnya harga alat-alat yang digunakan untuk instalasi sumber energi ini.
Entah sampai kapan krisis energi ini terjadi. Semoga saja pemerintahan yang baru hasil Pemilu 2009 merupakan pemerintah yang peduli terhadap hal ini. Masih banyak daerah yang belum terjangkau listrik dan belum merasakan mengisi bahan bakar di SPBU. Amin...................................